Saturday, 28 September 2013

Mesin Gerinda Datar

I. Risk Identification (Mengidentifikasi suatu potensi bahaya kecelakaan kerja) Mesin gerinda datar

                Penggerindaan datar adalah suatu teknik penggerindaan yang mengacu pada pembuatan bentuk datar, bentuk dan permukaan yang tidak rata pada sebuah benda kerja yang berada di bawah batu gerinda yang berputar. Pada umumnya mesin gerinda digunakan untuk penggerindaan permukaan yang meja mesinnya bergerak horizontal bolak-balik. Benda kerja dicekam pada kotak meja magnetik, digerakkan maju mundur di bawah batu gerinda. Meja pada mesin gerinda datar dapat dioperasikan secara manual atau otomatis.



Berdasarkan sumbu utamanya, mesin gerinda datar dibagi menjadi 4 macam.
  1. Mesin gerinda datar horizontal dengan gerak meja bolak-balik. Mesin gerinda ini digunakan untuk menggerinda benda-benda dengan permukaan rata dan menyudut. 
  2. Mesin gerinda datar horizontal dengan gerak meja berputar, mesin jenis ini dipergunakan untuk menggerinda permukaan rata poros. 
  3. Mesin gerinda datar vertical dengan gerak meja bolak-balik, mesin jenis ini digunakan untuk menggerinda benda-benda berpermukaan rata, lebar, dan menyudut.
  4. Mesin gerinda datar vertical dengan gerak meja berputar, mesin jenis ini dipergunakan untuk menggerinda permukaan rata poros. 
      

     Berdasarkan prinsip kerjanya mesin gerinda datar dibagi menjadi dua macam.

    1. Mesin gerinda datar semi otomatis, proses pemotongan dapat dilakukan secara manual (tangan) dan otomatis mesin.
    2. Mesin gerinda datar otomatis, proses pemotongan diatur melalui program(NC/Numerical Control dan CNC/Computer Numerically Control).
    3.  

    Permasalahan yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja pada mesin gerinda datar, diantaranya sebagai berikut :

    Ø  Pergerakan meja horizontal pada mesin gerinda datar yang terkadang dapat membahayakan operator karena mejanya sendiri dapat bergerak secara otomatis, dan gerakan otomatisnya terkadang bisa terlalu cepat sehingga kemungkinan atau potensi bahayanya menjadi sangat besar karena bisa menabrak apapun yang ada disekitarnya.

    Ø  Percikan api yang timbul karena pergesekan antara benda kerja dengan batu gerindanya sendiri terkadang bisa membahayakan keselamatan kerja para operator.

    Ø  Semburan air cooling bisa saja membahayakan operator karena air yang d semburkan menyatu terhadap sisa-sisa dari butiran debu halus hasil perngerjaan dengan mesin gerinda datar. Air cooling juga dapat berteteran dilantai dan mengakibatkan lantai menjadi licin.

    Ø  Gerakan vertical pada batu gerinda datar juga bisa menimbulkan bahaya terhadap mesinnya sendiri, karena pergerakaan nya bisa menabrak dinding permukaan pada ragum magnetic.


    1.      Risk Communication (Menyampaikan suatu peringatan akan keselamatan dalam bekerja)

    Pada sekitar area mesin gerinda datar pasti sudah dilengkapi dengan simbol-simbol mengenai keselamatan bekerja, diantaranya sebagai berikut :

    Ø  Gambar alat perlengkapan keselamatan dalam bekerja, contohnya seperti : memakai kacamata safety agar aman saat bekerja, dan lain-lain.

    Ø  Perlengkapan pada mesin gerinda datarnya, seperti kaca pelindung yang bisa di bongkar pasang dengan mudah.

    Ø  Denah area pergerakan meja otomatis pada mesin gerinda datar yang bergerak ke samping kanan maupun samping kiri.

    Ø  Gambar kondisi keadaan mesin, pemeriksaan secara berkala untuk mengecek kelayakan mesin dapat berfungsi atau tidak (atau rutinitas maintenance mesin gerida datar).

    2.      Risk reduction (Mengurangi potensi kecelakaan kerja)

    Setelah kita dapat memahami suatu potensi bahaya dalam bekerja, sebaiknya kita mengelompokkan untuk mengurangi potensi bahaya bekerja menjadi beberapa golongan.

    Ø  Potensi bahaya yang bisa teratasi dengan mudah
    Ø  Potensi bahaya yang cukup rumit
    Ø  Potensi bahaya yang rumit untuk diatasi


    3.      Risk Elimination (Menghilangkan potensi bahaya secara tuntas)

    Langkah-langkah yang mungkin bisa kita lakukan untuk mengurangi potensi bahaya, dengan cara menghilangkan faktor-faktor yang paling mendasar secara tuntas.

    Untuk mencegah gangguan daya kerja, ada beberapa usaha yang dapat dilakukan agar para buruh tetap produktif dan mendapatkan jaminan perlindungan keselamatan kerja, yaitu: 

    Ø  Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja (calon pekerja) untuk mengetahui apakah calon pekerja tersebut serasi dengan pekerjaan barunya, baik secara fisik maupun mental. 
    Ø   Pemeriksaan kesehatan berkala/ulangan, yaitu untuk mengevaluasi apakah faktor-faktor penyebab itu telah menimbulkan gangguan pada pekerja
    Ø   Pendidikan tentang kesehatan dan keselamatan kerja diberikan kepada para buruh secara kontinu agar mereka tetap waspada dalam menjalankan pekerjaannya.
    Ø   Pemberian informasi tentang peraturan-peraturan yang berlaku di tempat kerja sebelum mereka memulai tugasnya, tujuannya agar mereka mentaatinya.
    Ø   Penggunaan pakaian pelindung
    Ø   Isolasi terhadap operasi atau proses yang membahayakan, misalnya proses pencampuran bahan kimia berbahaya, dan pengoperasian mesin yang sangat bising.
    Ø   Pengaturan ventilasi setempat/lokal, agar bahan-bahan/gas sisa dapat dihisap dan dialirkan keluar.
    Ø   Substitusi bahan yang lebih berbahaya dengan bahan yang kurang berbahaya atau tidak berbahaya sama sekali.
    Ø   Pengadaan ventilasi umum untuk mengalirkan udara ke dalam ruang kerja sesuai dengan kebutuhan.
             Dapat disimpulkan bahwa pekerja sebagai sumberdaya dalam lingkungan kerja konstruksi harus dikelola dengan baik, sehingga dapat memacu produktivitas yang tinggi. Keinginan untuk mencapai produktivitas yang tinggi harus memperhatikan segi keselamatan kerja, seperti memastikan bahwa para pekerja dalam kondisi kerja aman. 

    Daftar pustaka : tmevin.blogspot.com
 

No comments:

Post a Comment

BLOG_CMT_createIframe('https://www.blogger.com/rpc_relay.html', '0');